TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta terus mengembangkan wisata urban. Kota ini memiliki modal kuliner, mal, dan berbagai peninggalan sejarah dan budaya Betawi, sebagai penunjang wisata urban. Meskipun tujuan wisata urban melimpah, namun tak banyak warga Jakarta yang mengetahui kotanya memiliki banyak destinasi pelesiran. Nah, berikut destinasi wisata yang instagenik di sekitar Jakarta Selatan.
Hutan Kota Srengseng
Hutan Kota Srengseng berlokasi di Jalan H. Kelik, RT. 8/ RW. 6, Srengseng, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat. Hutan kota ini memiliki dua fungsi: sebagai paru-paru Jakarta dan pusat rekreasi kota. Tempat wisata ini dibuka setiap pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Ada banyak kegiatan seru yang bisa kamu lakukan di Hutan Kota Srengseng.
Lokasinya yang berada di Jakarta Barat, membuatnya bisa dijangkau dengan mudah – khususnya warga Jakarta Utara dan Barat. Wisatawan bisa melakukan banyak hal yang sifatnya rekreasional, semisal memancing, panjat dinding atau climbing wall, dan wahana permainan anak-anak.
Suasana Hutan Kota Srengseng. Foto: @babehmasak
Museum di Tengah Kebun
Sesuai namanya, Museum di Tengah Kebun benar-benar berada di tengah kebun yang asri. Lokasinya di Jalan Kemang Timur No.66, RT.7/RW.3, Bangka, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Tidak banyak yang mengetahui lokasi wisata Museum di Tengah Kebun ini.
Pengunjung tak dipungut biaya, namun rombongan yang ingin masuk ke museum dibatasi hanya 12 orang. Di halaman bangunan museum, pengunjung bisa menyaksikan berbagai koleksi benda antik semisal topeng, patung, sampai fosil pohon yang berasal dari Masa Triassic di Pulau Jawa.
Pengunjung beraktivitas di Planetarium dan Observatorium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Planetarium Jakarta
Planetarium Jakarta berlokasi di Jalan Cikini Raya No. 73 Jakarta dan dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Planetarium Jakarta ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, terutama untuk menambah pengetahuan mengenai antariksa. Planetarium Jakarta memiliki pertunjukan teater bintang, observatorium, hingga ruang pameran.
Magic Art 3D Museum
Magic Art 3D Museum Kota Tua adalah museum yang menampilkan lukisan 3D. Tempat wisata ini berlokasi di Jalan Kali Besar Timur No. 9 Jakarta Barat. Magic Art 3D Museum memiliki beberapa zona menarik. Di antaranya Zona Lukisan, Zona Satwa, Zona Laut, Zona Rutinitas, Zona Dinosaurus, Zona Horror, dan Zona Petualangan.
Selain itu, museum ini juga memiliki Labirin Rumah Kaca, Ruang Laser, Ruang Ames, Ruang Miring, Ruang Ajaib, Kursi Ilusi, Ruang Penjara, dan masih banyak lagi.
Pengunjung berfoto dengan lukisan seni ilusi 3 dimensi di Magic Art 3D museum di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta, 3 Februari 2019. Harga tiket Magic Art 3d Museum sebesar Rp 40ribu untuk pelajar dan Rp 60ribu untuk dewasa di tengah pekan sedangkan diakhir pekan Rp 60ribu untuk pelajar dan Rp 80ribu untuk dewasa. TEMPO/M Taufan Rengganis
Petak Sembilan
Petak Sembilan berlokasi di Jalan Kemenangan Raya No. 40, RT.5/ RW.1, Glodok, Taman Sari, Kota Jakarta Barat. Petak Sembilan bisa dikunjungi setiap hari, mulai pukul 05.00 hingga 16.00 WIB. Di Petak Sembilan terdapat berbagai kuliner yang ngetop seperti bakmi Amoy. Di lokasi itu terdapat pula kelenteng Tang Seng Ong Se dan Toa Se Bio. Selama berkunjung, para peserta juga harus berpakaian rapi dan berprilaku yang sopan.
Museum Bahari
Bila ingin mempelajari sejarah bahari nusantara, kunjungilah Museum Bahari. Lokasinya berada di Jalan Pasar Ikan No. 1, RT.11, Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara. Museum ini bisa kamu kunjungi setiap hari, kecuali hari Senin.
Pengunjung bisa datang setiap pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Museum Bahari merupakan museum yang menyimpan koleksi yang berkaitan dengan kebaharian dan kenelayanan. Museum Bahari menyimpan koleksi kebaharian dari Sabang hingga Merauke.
Warga saat mengunjungi Museum Bahari, Jakarta, 23 Januari 2018. TEMPO/Subekti.
Rumah Si Pitung
Jawara satu ini menjadi ikon perlawanan di akhir abad 19. Si Pitung menjadi sosok yang sangat mengganggu ketertiban Batavia. Meskipun namanya rumah Pitung, namun rumah ini tidak benar-benar ditinggali oleh Pitung.
Kabarnya, si Pitung hanya singgah ke rumah tersebut pada 1890-an. Rumah si Pitung memiliki bentuk bangunan rumah panggung berpelitur merah kecokelatan. Rumah si Pitung dibuka setiap hari pada pukul 08.00-17.00.